jangan sembarang menyimpulkan diri bahwa anda depresi, berikut adalah penjelasan depresi dari berbagai sumber :

Depresi merupakan gangguan kesehatan mental yang ditandai dengan suasana hati yang terus-menerus merasa sedih dan tertekan serta kehilangan minat dalam beraktivitas, sehingga mengakibatkan penurunan kualitas hidup sehari-hari. Seseorang yang mengalami gangguan depresi mayor, kelainan ini dapat memengaruhi perasaan, pemikiran, hingga perilaku sehingga menimbulkan masalah emosional dan fisik.

Depresi yang terjadi juga dapat mengganggu saat istirahat dan nafsu makan, sehingga kerap merasa lelah dan sulit berkonsentrasi. Efek depresi dapat berlangsung lama atau bahkan berulang dan mampu memengaruhi kemampuan seseorang untuk berfungsi dan menjalani aktivitas harian.

lalu bedanya dengan stres apa?

Stres biasanya dimulai dari rasa kewalahan akibat banyaknya tekanan dari luar dan dalam diri seseorang yang telah berlangsung cukup lama. Stres bisa mendorong Anda untuk semakin bersemangat menghadapi tantangan, tapi juga bisa mematahkan semangat Anda. Ini karena setiap orang memiliki mekanisme yang berbeda-beda dalam menghadapi stres.

Ketika Anda dilanda stres, tubuh Anda membaca adanya serangan atau ancaman. Sebagai mekanisme perlindungan diri, tubuh akan memproduksi berbagai hormon dan zat-zat kimia seperti adrenalin, kortisol, dan norepinefrin. Akibatnya, Anda akan merasakan dorongan energi dan peningkatan konsentrasi supaya Anda bisa merespon sumber tekanan secara efektif. Tubuh juga akan secara otomatis mematikan fungsi-fungsi tubuh yang sedang tidak diperlukan, misalnya pencernaan. Namun, apabila stres muncul pada saat-saat yang tidak diinginkan, darah akan mengalir ke bagian-bagian tubuh yang berguna untuk merespon secara fisik seperti kaki dan tangan sehingga fungsi otak menurun. Inilah sebabnya banyak orang yang justru sulit berpikir jernih saat diserang stres.

Berbeda dengan stres, depresi adalah sebuah penyakit mental yang berdampak buruk pada suasana hati, perasaan, stamina, selera makan, pola tidur, dan tingkat konsentrasi penderitanya. Depresi bukan tanda ketidakbahagiaan atau cacat karakter. Depresi bukanlah keadaan yang wajar ditemui seperti stres atau panik. Orang yang terserang depresi biasanya akan merasa hilang semangat atau motivasi, terus-menerus merasa sedih dan gagal, dan mudah lelah. Kondisi ini bisa berlangsung selama enam bulan atau lebih. Maka, orang yang menderita depresi biasanya jadi sulit menjalani kegiatan sehari-sehari seperti bekerja, makan, bersosialisasi, belajar, atau berkendara secara normal. Siapa pun bisa terserang depresi, terutama jika ada riwayat depresi dalam keluarga terdekat Anda. Penelitian juga menunjukkan bahwa wanita lebih berisiko terserang depresi daripada pria.

Penyebab Depresi

Belum diketahui secara pasti sesuatu yang dapat menyebabkan depresi. Beberapa risiko yang dapat meningkatkan risiko dari gangguan ini adalah:

  • Masalah biologis: Seseorang yang mengidap depresi kemungkinan mengalami perubahan fisik di otak. Meski begitu, tingkat signifikan dari perubahan ini belum diketahui secara pasti, meski akhirnya dapat membantu untuk menentukan sesuatu yang menyebabkannya.
  • Gangguan kimia pada otak: Neurotransmitter adalah bahan kimia pada otak yang terbentuk secara alami dan disebut-sebut dapat berperan dalam depresi. Sebuah penelitian menyebut jika perubahan dalam fungsi dan efek neurotransmitter ini dapat memengaruhi stabilitas suasana hati sehingga memengaruhi tingkat depresi pada seseorang.
  • Gangguan hormon: Perubahan atau gangguan pada keseimbangan hormon dapat memicu terjadinya depresi. Hal ini kerap terjadi selama kehamilan dan beberapa minggu atau bulan setelahnya (pascapartum). Selain itu, seseorang yang mengalami masalah tiroid, menopause, serta beberapa kondisi lainnya juga memiliki risiko tinggi pada depresi.
  • Penyakit keturunan: Masalah depresi lebih berisiko terjadi pada seseorang dengan keluarga inti yang pernah mengidapnya. Disebutkan jika gen dapat memengaruhi risiko dari penyebab depresi.

gejala stres

  • Sulit tidur
  • Gangguan daya ingat
  • Gangguan berkonsentrasi
  • Perubahan pola makan
  • Mudah marah dan tersinggung
  • Sering gugup atau gelisah
  • Merasa kewalahan dengan pekerjaan di sekolah atau kantor
  • Merasa takut tidak bisa menyelesaikan tugas-tugas dengan baik

gejala depresi

  • Selalu merasa bersalah.
  • Merasa putus asa, rendah diri, dan tidak berharga.
  • Selalu merasa cemas dan khawatir yang berlebihan.
  • Suasana hati buruk atau sedih berkelanjutan.
  • Mudah marah atau sensitif.
  • Mudah menangis.
  • Sulit berkonsentrasi, berpikir, dan mengambil keputusan.
  • Tidak tertarik dan tidak memiliki motivasi terhadap segala hal.
  • Timbul pikiran untuk menyakiti diri sendiri atau bunuh diri.
  • Selalu merasa kelelahan dan hilang tenaga.
  • Perubahan siklus menstruasi pada wanita.
  • Konstipasi.
  • Gerakan tubuh dan bicara yang lebih lambat dari biasanya.
  • Hilang gairah seksual.
  • Gangguan tidur.
  • Perubahan berat badan dan selera makan.

Diagnosis Depresi

Dokter akan mendiagnosis depresi dengan melakukan wawancara medis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan psikologis, serta pemeriksaan penunjang seperti pemeriksaan darah jika diperlukan. Pemeriksaan tersebut dilakukan untuk mengetahui penyebab depresi. Berikut penjelasan lebih lengkapnya:

  • Pemeriksaan fisik: Dokter mungkin akan melakukan pemeriksaan fisik dan mengajukan pertanyaan yang berhubungan dengan kesehatan. Dalam beberapa kasus, depresi yang terjadi dihubungkan dengan masalah kesehatan fisik yang menjadi penyebabnya.
  • Tes laboratorium: Salah satu pemeriksaan yang dapat dilakukan untuk memastikan gangguan kelenjar tiroid yang merupakan penyebab depresi adalah dengan hitung darah lengkap. Ahli medis dapat menilai jika terdapat gangguan pada organ tersebut sehingga langsung melakukan penanganan.
  • Pemeriksaan mental: Ahli kesehatan mental akan bertanya tentang gejala yang dirasakan, pikiran, perasaan, serta pola perilaku yang dirasakan. Selain itu, kamu mungkin diminta untuk mengisi kuisioner untuk menjawab beberapa pertanyaan untuk menilai kesehatan mental.

Komplikasi Depresi

Depresi adalah gangguan serius yang bisa berakibat fatal bagi pengidap dan keluarga. Depresi sering kali menjadi lebih buruk bila tidak diobati, serta mengakibatkan masalah emosional, perilaku dan kesehatan yang memengaruhi setiap area kehidupan pengidap. Beberapa komplikasi yang bisa terjadi akibat depresi, antara lain:

  • Kelebihan berat badan atau obesitas, yang bisa menyebabkan penyakit jantung dan diabetes.
  • Penyakit fisik.
  • Pelarian berupa alkohol atau penyalahgunaan narkoba.
  • Kecemasan, gangguan panik atau fobia sosial.
  • Menimbulkan konflik keluarga, kesulitan hubungan, dan masalah pekerjaan atau sekolah.
  • Isolasi sosial.
  • Muncul perasaan ingin bunuh diri, percobaan bunuh diri, atau bunuh diri.
  • Keinginan untuk mutilasi diri.
  • Kematian dini akibat kondisi medis.

Pengobatan Depresi

Hidup dengan depresi memang sulit untuk dilakukan, tetapi pengobatan dapat membantu untuk meningkatkan kualitas hidup pengidapnya. Cobalah untuk menemui ahli medis untuk meminta beberapa metode pengobatan agar menjadi lebih baik. Beberapa cara yang bisa dilakukan dokter untuk membantu pengidap mengatasi depresi yang dialaminya, antara lain:

  • Psikoterapi.
  • Cognitive behavior therapy (CBT). Terapi ini bertujuan untuk membantu pengidap melepaskan pikiran dan perasaan negatif, serta menggantinya dengan respon positif.
  • Problem-solving therapy (PST), untuk meningkatkan kemampuan pengidap menghadapi pengalaman yang memicu rasa tertekan.
  • Interpersonal therapy (IPT) untuk membantu mengatasi masalah yang muncul saat berhubungan dengan orang lain.
  • Terapi psikodinamis untuk membantu pengidap memahami apa yang dirasakannya dan bagaimana merespon perasaan tersebut.
  • Obat antidepresan, seperti escitalopram, paroxetine, sertraline, fluoxetine, citalopram, venlafaxine, duloxetine, dan bupropion. Penggunaan obat-obatan ini harus selalu dalam pengawasan dokter karena efek samping yang cukup banyak.
  • Terapi kejut listrik atau electroconvulsive therapy (ECT) untuk pengidap depresi yang tidak membaik setelah diberi obat-obatan, mengalami gejala psikosis, serta pengidap yang mencoba bunuh diri.

Pencegahan Depresi

Depresi adalah suatu masalah yang tidak dianggap dapat dicegah. Sulit untuk mengenali segala hal yang menjadi penyebabnya, sehingga lebih sulit untuk melakukan pencegahan. Namun jika kamu mengidap episode depresi, akan lebih untuk mencegah kekambuhan dengan mempelajari beberapa cara yang ampuh, seperti perubahan gaya hidup dan pengobatan yang efektif. Beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mencegah depresi, antara lain:

  • Hindari kebiasaan menyendiri dengan mencari komunitas yang baik.
  • Buat hidup lebih sederhana dengan membuat perencanaan jangka pendek dan panjang.
  • Berolahraga secara teratur, minimal 3–5 kali dalam seminggu dengan durasi sekitar 30 menit.
  • Konsumsi makanan dengan gizi seimbang dan pola makan yang teratur.
  • Buat hidup lebih santai dan hindari stres.
  • Hindari konsumsi minuman beralkohol serta obat-obatan terlarang.

8 Kunci Utama untuk Mencegah Depresi Kambuh Kembali

  1. Disiplin menjalani pengobatan,
  2. Tidur yang cukup
  3. Hindari orang-orang yang negatif
  4. Kurangi waktu menggunakan media sosialKurangi waktu menggunakan media sosial
  5. Menjaga pola makan dan berat badan ideal
  6. Rutin beraktivitas fisik
  7. Atasi penyakit kronis yang dialami
  8. Mempersiapkan untuk menghadapi situasi terburuk

Dari semua sumber sudah menyebutkan bahwa ada hal-hal yang harus di benahi. namun yang terpenting adalah bersyukur dan mendekat diri kepada keyakinan masing-masing. berdoa dan bersyukur. memberi nilai arti kepada diri sendiri dulu baru ke luar.

source ini diambil dari :

  • https://www.halodoc.com/kesehatan/depresi,
  • https://hellosehat.com/mental/gangguan-mood/kenali-perbedaan-stres-dan-depresi-sebelum-terlambat/

JH mind Mind Blog