Revolusi Industri 1.0
revolusi industri 1.0 terjadi di tahun 1750 – 1850. Revolusi industri 1.0 ini dimulai dari ditemukannya mesin uap. Inggris disebut-sebut sebagai tempat dimana revolusi industri 1.0 terjadi, ditandai dengan digunakannya mesin tenun mekanis bertenaga mesin uap pertama. Mesin tersebut digunakan untuk meningkatkan produktivitas industri tekstil, yang dulunya masih ditangani oleh manusia. Lalu penggunaan mesin uap pun semakin berkembang ke ranah transportasi. Seperti yang sudah kita ketahui, jaman dulu orang-orang masih bergantung pada kekuatan hewan dan alam (seperti kuda) untuk berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya. Berkat karya mesin uap James Watt pada tahun 1776, maka era transportasi hewan dan alam pun mulai berakhir. Mesin uap tersebut kemudian dimanfaatkan untuk penjelajahan samudra oleh Bangsa Eropa, yang kemudian kita kenal dengan era kolonialisasi (Indonesia juga terkena dampaknya). Seiring berjalannya waktu, mesin uap pun digunakan ke dalam berbagai industri. Mulai dari pertanian, pertambangan, transportasi, sampai ke manufaktur pun mulai menggantikan tenaga manual dengan berbagai mesin uap. Di era inilah juga pertama kali produksi massal yang besar-besaran terjadi. Diketahui pendapatan perkapita negara-negara di dunia bisa meningkat hingga 6 kali lipat berkat revolusi industri 1.0 ini.
Revolusi Industri 2.0
Berbeda dengan revolusi pertama yang lebih terfokus pada efisiensi mesin, revolusi industri 2.0 1850 lebih terfokus pada proses produksi itu sendiri, seperti masalah logistik. Salah satu contoh kasusnya adalah, proses pembuatan mobil tidak bisa dilakukan di tempat lain karena biaya transportasi yang sangat mahal kala itu. Hal inilah yang diatasi di era revolusi industri 2.0.
Masalah itu kemudian bisa diselesaikan dengan ditemukannya konsep Lini Produksi atau Assembly Line yang memanfaatkan conveyor belt pada tahun 1913. Berkat ini, maka proses perakitan mobil bisa diselesaikan lebih efisien, sebab prosesnya tidak harus hanya melibatkan satu orang di tempat yang sama. Prinsip ini lalu berkembang menjadi spesialisasi, dimana 1 orang hanya menangani 1 proses perakitan.
Salah satu peran revolusi industri 2.0 yang paling terlihat adalah saat perang dunia kedua (PD II), dimana saat itu produksi kendaraan perang seperti tank, pesawat, dan senjata tempur lainnya diproduksi secara besar-besaran.
Revolusi Industri 3.0 (otomisasi dan teknologi)
Penggunaan komputer mulai menggantikan hal-hal yang dulunya dilakukan oleh manusia. Seperti mengirim dokumen, menghitung formula yang rumit, sampai membuat pencatatan keuangan. Era revolusi industri 3.0 ini juga sering disebut sebagai ancaman dari beberapa profesi, sebab dikhawatirkan profesi tersebut akan segera tergantikan oleh mesin sepenuhnya.
Revolusi Industri 4.0 (era digital dan internet)
Hingga kita masuk ke tahap revolusi industri yang paling baru, yaitu revolusi 4.0 dimana terfokus pada perkembangan dunia digital dan internet (Internet of Things). Berbagai inovasi seperti robot yang terhubung ke internet, AI, cloud computing, dan sebagainya berkembang pesat di era ini.
Teknologi baru yang belum pernah ada sebelumnya seperti ojek online, tarik tunai lewat ponsel, sampai warung digital pun bermunculan di era revolusi industri terbaru ini.