Perbedaan yang telihat jelas antara UKM dan startup adalah dalam model keluaran (output) yang dihasilkan. UKM lebih banyak berkutat dalam produk atau jasa yang bisa langsung dinikmati konsumen. Seperti makanan, pakaian, sepatu, tas, kosmetik, jasa potong rambut, salon, konsultan aksesoris dan masih banyak lagi.
Sementara startup lebih banyak berkutat di bidang informasi teknologi yang bersifat jasa dan produk unik atau produk masa depan. Seperti perangkat lunak, aplikasi, cloud based service, atau digital marketing dan produk masa depan yang belum tercipta. Atau produk-produk yang terhubung dengan perangkat teknologi. Kebanyakan startup yang berkembang pesat dan tumbuh di indonesia adalah yang menawarkan bantuan berupa jasa kepada konsumen yang membutuhkannya. Untuk produk terhubung dengan teknologi belum terlalu banyak.
Contoh startup asli Indonesia yang berkembang baik adalah Gojek, Traveloka, Tokopedia, dan Bukalapak. Mereka tidak menawarkan produk jadi, melainkan jasa yang bisa dimanfaatkan konsumen untuk memenuhi kebutuhan hidup masyarakat.
Dalam mengembangkan usahanya, UKM lebih banyak memutarkan modal yang dimiliki. Kalaupun butuh dana yang lebih besar, mereka biasanya akan menggandeng bank untuk mendapatkan dana pinjaman yang harus dikembalikan dalam kurun waktu tertentu.
Startup lebih memilih menggandeng investor dalam mengembangkan usaha mereka. Bisa didapat dari investor perorangan maupun yang berbentuk modal ventura. Dana yang bisa didapat dari investor ini akan jauh lebih banyak dibanding yang bisa diperoleh UKM dari pinjaman bank.
Sementara startup yang menyediakan jasa dalam usaha mereka, punya area yang lebih luas. Sejak awal berdiri, startup sudah bisa langsung menembus dunia internasional. Ini karena produk mereka memang tidak serumit produk UKM yang harus menjalani berbagai prosedur untuk bisa mengirim barang dagangan mereka ke luar negeri.