Beberapa waktu lalu saya berkunjung ke rumah teman, dan berbicara banyak hal. salah satunya tentang kehidupan. bawah batasan bahagia orang itu berbeda-beda, Menurut pandanganku, tidak bisa disamakan. Ada yang merasa hidup bersama anak lalu memenuhi kehidupan bersama anak sudah cukup (dan itu menjadi prinsip ibu-ibu kelas atas yang sederhana). Adapula yang menikmati dengan berjalan-jalan keluar negeri (memilih glamor dan menikmati hidup lebih tenang), dan itu banyak dilakukan oleh teman-teman yang sudah berumur. Namun ada juga makna bahagianya lebih menekankan pada sisi kemanusiaan, dimana dengan membantu orang lain kebahagiaan itu muncul. dan ini banyak saya temukan di lingkungan sosial. Batasan-batasan itu berbeda bagi setiap orang. tergantung kepada karir, lingkungan, pola pikir dan kehidupan sehari-harinya.
Seperti batasan kebahagiaan dan cukup seorang presiden, menteri, pejabat, dan lainnya akan berbeda kepada batasan bahagia bagi para ulama, pendeta dan bhikku. begitupula dengan batasan bahagia bagi ibu rumah tangga di lingkungan dengan pekerja. Berbeda pula dengan pemilik perusahaan dengan pemilik perusahaan lainnya berdasarkan jenis usahanya. masing-masing memiliki visi misi tertentu dalam hidup.
Jadi batasan cukup dalam hidup setiap orang itu berbeda. tidak bisa disamakan.
jadi bagaimana dengan batasan cukup dalam hidupmu?
saran dari saya, jika batasanmu tinggi. buat batasan itu secara bertahap, sehingga tidak menimbulkan tekanan atau stres berlebih. (ingat doing step by step, jangan dilakukan sekaligus, sebagai analoginya mesin cuci aja bisa rusak jika kita memasukan semua cucian ke dalamnya)
ingat stres itu wajar, bagian dari kehidupan. namun stres yang berlebih akan mengganggu kehidupan sehari-hari. stres yang wajar akan mendorong energi untuk berpikir menyelesaikan persoalan dalam hidup menjadi lebih baik.
kembali lagi kepertanyaan awal, bagaimana dengan batasan cukup dalam hidupmu?
salam bahagia.
By : JH